PTPN IV PalmCo Regional 3 Lanjutkan Penyediaan Bibit Sawit Unggul Bersertifikat
Jakarta - PTPN IV
PalmCo Regional 3 Provinsi Riau berkomitmen untuk terus melanjutkan program
penyediaan bibit sawit unggul bersertifikat kepada petani sebagai langkah
mendukung program pemerintah dalam akselerasi peremajaan sawit rakyat (PSR).
Region Head PTPN IV
PalmCo Regional 3 Rurianto mengatakan meski PTPN V bersama dengan PTPN VI dan
PTPN XII merger ke dalam PTPN IV sebagai entitas bertahan dan pemisahan tidak
murni aset dan liabilitas PTPN III (Persero) ke dalam PTPN IV, perusahaan akan
terus melanjutkan program yang berjalan sejak 2021 silam tersebut.
"Tahun ini, Insya
Allah kita siapakan 271 ribu bibit unggul bersertifikat untuk disalurkan kepada
petani dan mendukung program pemerintah mengakselerasi peremajaan sawit
rakyat," kata Ruri di sela-sela kunjungan kerja Direktur Utama PTPN IV PalmCo
Jatmiko Santosa dan Direktur Keuangan PTPN IV PalmCo Hilda Savitri di
Pekanbaru, belum lama ini.
Secara keseluruhan, ia
mengatakan bibit-bibit sawit unggul bersertifikat tersebut tersebar di sejumlah
sentra pembibitan yang disiapkan perusahaan. Untuk memudahkan petani, ia
mengatakan perusahaan masih tetap menyalurkan bibit sawit unggul tersebut menggunakan
metode serupa, yakni melalui aplikasi Sawit Rakyat Online yang dapat diakses
melalui ponsel berbasis Android.
Melalui aplikasi
tersebut, petani dapat mengetahui ketersediaan bibit di masing-masing sentra.
Selain itu, melalui aplikasi yang dikembangkan tim IT internal perusahaan
tersebut juga bisa dimanfaatkan sebagai sarana diskusi bagi petani untuk
membudidayakan tanaman sawit yang berkelanjutan.
“Proses penyaluran
bibit masih menggunakan metode yang sama sejak pertama kali diluncurkan via
aplikasi Android. Alhamdulillah, respon teman-teman petani begitu tinggi dengan
kebijakan yang kita tempuh ini,” tuturnya.
Direktur Utama PTPN IV
PalmCo Jatmiko Santosa menyambut baik program penyediaan bibit sawit unggul
bersertifikat tersebut. Ia menjelaskan bahwa program serupa saat ini telah
direplikasi ke Kalimantan untuk memperkuat peremajaan sawit rakyat di Pulau
Borneo.
Dengan dukungan yang
baik mulai dari pemerintah, asosiasi, dan para petani, ia yakin program akan
berjalan dengan baik dan sejalan dengan semangat pembentukan PTPN IV PalmCo
dalam berkontribusi positif dalam ketahanan pangan serta energi bangsa melalui
industri perkebunan kelapa sawit.
"Program ini tidak
hanya memangkas ketimpangan produktivitas sawit perusahaan dan petani, namun
lebih jauh memberikan kepastian bibit yang baik dan manfaat ekonomi nyata
kepada saudara-saudara petani swadaya Indonesia," ujarnya.
Sementara itu, SEVP
Operation PTPN IV PalmCo Regional 3, Arief Subhan Siregar menambahkan bahwa
pada 2023 lalu, perusahaan telah menyediakan sebanyak 230.000 bibit unggul yang
diperuntukkan khusus kepada para petani plasma dan swadaya. Sejak diluncurkan
2021 lalu, sebanyak 1,6 juta bibit telah habis diserap petani swadaya.
Arief menuturkan jika
program peremajaan sawit rakyat yang digeber pemerintah akan sangat membantu
petani dalam memenuhi ketersediaan bibit sawit bermutu.
Terlebih lagi, saat ini
serbuan bibit sawit palsu atau ilegitim di saat rencana besar pemerintah
mendorong PSR dalam mendongkrak produktivitas petani sawit plasma dan swadaya
belum terkendali.
“Sesuai arahan Direktur
Utama PTPN IV PalmCo Bapak Jatmiko Santosa, kita akan terus berkontribusi
positif membantu petani mendapatkan bibit yang bermutu dan terhindar dari bibit
ilegitim,” tutur Arief.
Dia memaparkan, saat
ini terdapat dua jenis bibit sawit varietas unggul yang dipersiapkan PTPN V
kepada para petani plasma maupun swadaya Bumi Lancang Kuning. Keduanya adalah
PPKS 540 dan PPKS Simalungun (SMB), dengan rata-rata produktivitas tandan buah segar
di atas 30 ton per hektare per tahun.
Bibit-bibit yang
dilepas dengan harga terjangkau tersebut tersedia di tujuh sentra pembibitan
PTPN V diantaranya Air Molek Kabupaten Indragiri Hulu, Tandun dan Sei Rokan
Kabupaten Rokan Hulu, Kota Dumai, dan Sei Pagar Kabupaten Kampar.
Berdasarkan survei
Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) menyatakan para petani sawit masih kerap
terjebak dengan keberadaan bibit sawit palsu. Ada sejumlah alasan yang membuat
mereka terjebak, diantaranya 37 persen menjadi korban penipuan, 14 persen tergiur
harga murah, 20 persen tidak mengetahui cara membeli benih yang legal.
Selain itu, 12 persen di antara petani terjebak penggunaan bibit palsu karena rumitnya persyaratan yang harus dipenuhi, 10 persen tidak mengetahui lokasi pembelian benih legal, serta 4 persen petani menyatakan akibat jarak tempuh dari lahan sawit ke produsen benih legal yang cukup jauh.
Komentar
Posting Komentar